Riauterkini-SIAK - Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Riau (FKP Unri) yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Kampung Dalam Kecamatan Siak, melakukan penyuluhan tentang penanganan dan pencegahan stunting ke orang tua yang memiliki balita.
Kegiatan yang diselenggarakan di aula Kelurahan Kampung Dalam, Ahad (19/11/23) tersebut disambut antusias oleh orang tua balita, terkhusus orang tua di wilayah binaan RW 02 di posyandu Kecubung.
Kegiatan satu hari tersebut, mahasiswa KKN Unri bekerjasama dengan kader posyandu setempat. Penyuluhan itu diberi nama “Bersama kami CETING sebelum GENTING” (Bersama Kami Cegah Stunting Sebelum Genting).
Dalam sosialisasi tersebut, mereka menjelaskan mengenai bahaya stunting kepada anak, cara pencegahan serta mendemonstrasikan inovasi pembuatan telur krispi untuk mencukupi protein hewani pada bayi/balita.
Salah seorang mahasiswa KKN Unri Kelurahan Kampung Dalam Berlian Febriana Putri mengatakan, cara pencegahan stunting menurut Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yaitu dengan ABCDE.
“A, Aktif minum tablet tambah darah. B, Bumil teratur periksa kehamilan. C, Cukupi konsumsi protein hewani. D, Datang ke posyandu setiap bulan. E, Eksklusif ASI 6 Bulan,” kata Berlian Febriana Putri.
Ia menjelaskan, untuk demonstrasi inovasi telur krispi, mahasiswa menggunakan bahan utama yaitu telur dan bahan pendukung lainnya yaitu wortel, seledri dan keju. Inovasi tersebut bisa menjadi salah satu solusi yang praktis dan menciptakan makanan yang bervariasi.
Para kader dari posyandu Kecubung menyambut baik intensi mahasiswa KKN, serta mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan ibu terkait kreasi makanan sehat untuk bayi/balita.
Melalui penyuluhan dan pelatihan memberikan inovasi sederhana ini, mahasiswa mengharapkan hal tersebut dapat mengurangi angka kejadian stunting di Kelurahan Kampung Dalam, serta bermanfaat untuk orang tua dengan anak yang sulit mengonsumsi protein hewani.
“Kami dari mahasiswa KKN di Kelurahan Kampung Dalam ini sangat berharap, dengan adanya kehadiran kami disini bisa memberikan manfaat kepada semua masyarakat di Kelurahan ini. Semoga semua yang kami sampaikan dan yang telah kami demonstrasikan ini bisa dapat dimanfaatkan, diberdayakan serta dikembangkan,” ujar Berlian Febriana Putri.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Siak Zulfikar mengatakan, kejadian stunting di Kampung Dalam disebabkan oleh beberapa faktor mulai dari pola asuh orang tua, sanitasi lingkungan, pengetahuan orang tua, serta ekonomi keluarga.
“Namun perlu digaris bawahi semua balita, dengan gizi buruk sudah pasti stunting balita dengan stunting belum tentu gizi buruk,” ujar Zulfikar.
Program tersebut dilaksanakan berlandaskan Undang-Undang (UU) dan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Sebagaimana diketahui, stunting adalah salah satu jenis masalah kesehatan anak akibat gizi buruk, terutama bila berlangsung dalam jangka panjang.
Kondisi ini bisa jadi disebabkan oleh malnutrisi pada ibu hamil atau semasa anak dalam masa pertumbuhan.
Stunting mempunyai dampak langsung terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, salah satunya yaitu akan mengganggu perkembangan kognitif baik saat ini maupun dalam jangka panjang, sehingga sangatlah penting untuk mewaspadai risikonya.***(adji)