Riauterkini-PEKANBARU—Suasana pagi di SMPIT Imam An-Nawawi, Pekanbaru, Sabtu (22/11), terasa berbeda. Sejak mentari pagi bersinar, halaman sekolah yang berada di Jalan Marsan Sejahtera, Sidomulyo Barat, Tuah Madani, sudah dipenuhi derap langkah kecil peserta yang datang dari berbagai penjuru Riau. Wajah-wajah ceria itu—dengan seragam rapi dan semangat menggebu—menandai dimulainya Kassyafah An-Nawawi Competition (KAC) 4, ajang kompetisi tahunan untuk siswa dan guru SD/MI sederajat se-Provinsi Riau.
Ketua Panitia KAC 4, Dodi Putra SPd, mengatakan, tahun ini sebanyak 61 sekolah berpartisipasi, menghadirkan total 850 peserta yang siap berlaga dalam sembilan cabang lomba: Tahfidz 2 Juz, Tahfidz 3 Juz, Tahfidz 5 Juz, Dai Cilik, Speech, Olimpiade Matematika, Cerdas Cermat, Futsal Siswa, dan Futsal Guru. Dengan tema “Bina Bakat, Raih Prestasi”, KAC 4 kembali menjadi wadah untuk menunjukkan bakat dan keberanian siswa dan guru SD di Riau untuk berkompetisi. Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari, 22-23 November 2025 dibuka oleh Ketua Yayasan Wakaf Al-Ubudiyah Pekanbaru, Prof Jasril MS, yang disambut meriah para peserta dan pendamping, Sabtu (22/11).
Antusiasme Melonjak, Peserta Membeludak
Ketua Panitia KAC 4, Dodi Putra SPd, mengaku terkejut sekaligus bersyukur atas lonjakan jumlah peserta. “Alhamdulillah, antusias siswa dan guru SD sederajat luar biasa. Ada 61 sekolah dengan total 850 peserta yang mendaftar. Ini menunjukkan besarnya minat terhadap KAC sebagai ajang kompetisi berkualitas,” ujarnya.
Menurut Dodi, kompetisi ini tidak hanya berfokus pada pencapaian juara, tetapi juga pada pembinaan karakter dan potensi. “Kami ingin menemukan bibit unggul, baik akademik maupun nonakademik, sekaligus mengasah keberanian dan minat mereka,” tambahnya.
Semantara itu, Kepala SMPIT Imam An-Nawawi Pekanbaru, Suhanta SAg MPd, mengungkapkan bahwa terselenggaranya KAC 4 tidak lepas dari dukungan berbagai pihak.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Wakaf Al-Ubudiyah atas dukungan moril dan materiil, serta kepada panitia yang telah bertungkus-lumus mempersiapkan kegiatan ini. Semoga lelahnya bernilai pahala,” katanya.
Suhanta menyambut para peserta dengan salam penuh makna. “Ahlan wa sahlan bagi seluruh peserta dan guru pembimbing yang hadir di sekolah kami, sekolah dengan moto Sekolah Biasa Menuju Luar Biasa, Kecil Menginspirasi Dunia, Islami dan Berprestasi,” ujarnya.
Ia mengingatkan peserta bahwa kompetisi tahun ini juga memperebutkan Piala Bergilir Ketua Yayasan Wakaf Al-Ubudiyah. “Semoga acara berjalan lancar. Mari kita berkompetisi dengan semangat tinggi, namun tetap menjaga ukhuwah Islamiyah di antara kita,” pesannya.
Ketua Yayasan: Sekolah Kompetitif, Prestasi Mengalir
Dalam sambutannya, Prof Jasril MS menyoroti perkembangan signifikan SMPIT Imam An-Nawawi selama sebelas tahun berdiri. Menurutnya, minat masyarakat terhadap sekolah ini terus meningkat.
“SMPIT Imam An-Nawawi termasuk sekolah yang sangat diminati di Pekanbaru. Rasio pendaftar dan yang diterima rata-rata 2:1 karena daya tampung hanya tiga kelas,” jelasnya.
Untuk PPDB 2026/2027 mendatang, sudah 92 siswa yang mendaftar. Ini menunjukkan tingginya kepercayaan masyarakat.

Prof Jasril juga menyinggung banyaknya prestasi yang telah diraih sekolah. “Di belakang panggung ini, trofi-trofi dari tingkat kota, provinsi, hingga nasional tertata sebagai bukti kerja keras siswa dan guru. Dengan banyaknya prestasi ini, tidak elok kalau kami tidak berbagi dengan anak-anak SD,” ucapnya.
KAC, katanya, menjadi media pembinaan dan inspirasi. “Ini ajang kami untuk memberi pengalaman kepada guru pembimbing dan pengelola sekolah bahwa prestasi hanya lahir dari keseriusan dan perhatian kepada anak-anak,” tegasnya.
Arena Inspirasi, Ruang Silaturahmi
Di lapangan futsal, sorakan peserta dan penonton saling bersahutan. Di ruang tahfidz, seperti dua dunia berbeda, suasana hening dan khusyuk menyelimuti setiap peserta yang sedang melafalkan hafalan terbaik mereka. Sementara itu, di ruang olimpiade dan cerdas cermat, ketegangan intelektual terasa dari wajah-wajah yang serius memecahkan soal.
KAC 4 bukan sekadar kompetisi. Ia telah menjadi ruang silaturahmi antar sekolah, tempat berbagi pengalaman antarguru, serta wadah bagi anak-anak untuk menunjukkan bakat yang selama ini mereka asah. Dengan tema “Bina Bakar, Raih Prestasi”, KAC 4 tidak hanya menyalakan api kompetisi, tetapi juga meneguhkan nilai kebersamaan. Pada akhirnya, piala hanyalah simbol. Yang lebih penting adalah keberanian untuk tampil, pengalaman yang dibawa pulang, dan persahabatan yang tumbuh di antara peserta. KAC 4 kembali membuktikan bahwa hal besar bisa lahir dari ruang yang sederhana—asal ada komitmen, perhatian, dan cinta terhadap pendidikan.***(rls)