Riauterkini-PEKANBARU- Di tengah perubahan besar baik naik ataupun turunnya kondisi harga aset keuangan secara khusus, dalam periode waktu tertentu (volatilitas) pasar keuangan global, kinerja industri perbankan Indonesia per Maret 2024 tetap mampu untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit (resilien) dan stabil didukung oleh tingkat profitabilitas ROA sebesar 2,62 persen (Februari 2024: 2,52 persen) dan NIM sebesar 4,59 persen (Februari 2024: 4,49 persen).
Demikian disampaikan Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, Aman Santosa, Kamis (6/6/24). Menurutnya, permodalan (CAR) perbankan masih di level yang relatif tinggi yaitu sebesar 26,00 persen (Februari 2024: 27,73 persen), menjadi bantalan mitigasi risiko yang solid di tengah kondisi ketidakpastian global.
Dari sisi kinerja intermediasi, tambahnya, pada Maret 2024, secara month to month (mtm) kredit mengalami peningkatan sebesar Rp150 triliun, atau tumbuh sebesar 2,12 persen mtm. Secara tahunan, kredit melanjutkan catatan double digit growth sebesar 12,40 persen (yoy) menjadi Rp7.245 triliun.
"Berdasarkan jenis penggunaan, Kredit
Investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 14,83 persen yoy. Sedangkan secara
nominal yang terbesar adalah Kredit Modal Kerja yang mencapai sebesar
Rp3.273,27 triliun," terangnya.
Di sisi lain, Aman menyatakan bahwa ditinjau dari kepemilikan bank, Bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu tumbuh sebesar 13,72 persen yoy.
"Sejalan dengan pertumbuhan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami
pertumbuhan positif. Pada Maret 2024, DPK tercatat tumbuh sebesar 1,90 persen mtm atau meningkat sebesar 7,44 persen yoy (Februari 2024: 5,66 persen yoy) menjadi Rp8.601 triliun, dengan giro menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 9,37 persen yoy," jelasnya.
Likuiditas industri perbankan pada Maret 2024 memadai dengan rasio Alat
Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK)
masing-masing sebesar 121,05 persen (Februari 2024: 121,98 persen) dan 27,18
persen (Februari 2024: 27,41 persen), atau jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
Sementara itu, Aman Sentosa mengatakan kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,77 persen (Februari 2024: 0,82 persen) dan NPL gross sebesar 2,25 persen (Februari 2024: 2,35 persen).
Di sisi lain, lanjutnya, berdasarkan hasil stress test yang dilakukan OJK, kondisi volatilitas nilai tukar rupiah saat ini relatif tidak signifikan berpengaruh langsung terhadap permodalan bank, mengingat posisi devisa neto (PDN) perbankan Indonesia yang masih jauh di bawah threshold dan secara umum posisi PDN tercatat “long".*(H-we)