Riauterkini-MALAYSIA* - Kegiatan Media Fam Trip HUT ke-19 Riauterkini.com di Malaysia sukses digelar 19-22 Januari lalu. Banyak cerita tentang 4 hari di negeri jiran tersebut.
Salah satunya, ketika rombongan berkunjung Melaka di hari kedua, Jumat (20/1/2023), salah satu negara bagian di Malaysia.
Menggunakan agen jasa antar jemput wisata, rombongan Riauterkini.com yang berjumlah 11 orang itu tiba di kota tua Melaka, jelang tengah hari.
Rombongan langsung diarahkan ke sejumlah tempat wisata sejarah di Melaka, seperti Melaka Heritage, Stadthuys si Bangunan Sejarah Warna Merah, Christ Church Melaka, A Famosa, bangunan klasik gaya Eropa, Malaka Straits Mosque (Masjid Selat Malaka), Maritime Museum Melaka dan Kawasan Perbelanjaan Dataran Pahlawan.
Begitu turun dari mobil, rombongan langsung foto-foto dengan latar belakang bangunan tua yang dicat warna bata. Semua bangunan itu berusia lebih dari seratus tahun dan terawat dengan sangat baik.
Ada hal lucu yang saya alami di kota tua bersejarah ini. Cukup untuk jadi bahan cerita bagi anak-anak saya kelak. Dapat pula dijadikan pelajaran bagi pembaca yang baru pertama kali ke luar negeri, agar tak mengalami apa yang saya alami ini.
Ketika itu, saya kebelet buang air kecil. Saya kebingungan, bukan karena susah mencari toilet, tetapi belum mempunyai uang ringgit Malaysia, karena belum sempat menukarnya di money changer (tempat penukaran uang).
Di area wisata tersebut, masuk toilet harus bayar RM0,10 (10 sen). Saya mengajak dua teman yang sama-sama belum menukarkan uang rupiah ke uang ringgit untuk mencari money changer.
Satu persatu tempat money changer didatangi, tetapi tidak ada satupun yang masih buka. Pasalnya, sebentar lagi memasuki waktu Shalat Jumat. Hampir semua toko tutup, termasuk objek wisata setempat.
Antara kebelet ingin buang air kecil dan masih ingin mencari tempat money changer, kami tiba-tiba dipanggil untuk berkumpul bersama rombongan. Karena, akan bertolak ke masjid untuk Shalat Jumat.
Setelah menceritakan keinginan untuk mencari tempat penukaran uang, sopir pemandu wisata kami Vella, beritikad baik membantu mencari tempat penukaran uang.
Setelah ditanya ke beberapa orang di sana, Vella mengarahkan mobilnya ke salah satu tempat money changer dengan harapan tempat tersebut masih buka.
Setelah masuk ke tempat money changer tersebut, kami disambut oleh dua petugas perempuan. Dan kami menyampaikan maksud untuk menukarkan uang rupiah ke uang ringgit.
"RM1 sama dengan Rp3.640 ya Ncik," kata petugas itu.
Kami langsung iya kan, dan menukarkan uang rupiah kami di tempat tersebut. Lega rasanya, karena sudah memiliki uang ringgit.
Tetapi adzan shalat jumat sudah menggema, kami buru-buru masuk ke dalam mobil. Berjarak sekitar 5 kilometer sampailah kami ke masjid Selat Melaka, tepat di pinggir laut Selat Melaka.
Masjid itu gagah berdiri di tepi pantai, menjorok ke laut sehingga kita dapat melihat ombak berikan ke tepia . Sudah ramai terlihat orang shalat di sana. Tanpa pikir panjang, saya langsung mencari toilet untuk membuang air kecil.
Sudah mengambil wudhu, langsung masuk ke masjid. Namun hanya sampai teras masjid, karena di dalamnya jamaah sudah penuh.
Khatib menyampaikan khutbah tentang bagaimana masyarakat tidak terpengaruh dengan isu-isu yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan.
"Apalagi hidup di negeri yang mempunyai agama yang majemuk, tolak ansur harus dikedepankan," katanya.
Kemudian, Khatib itu juga berpesan agar selalu mendoakan pemimpin, supaya diberikan kekuatan, kesabaran dan selalu istiqomah dalam memimpin negeri yang besar ini.
Setelah melaksanakan Shalat Jumat, rombongan menyempatkan diri untuk istirahat sebentar di kantin di kawasan masjid tersebut, sekalian memanfaatkan momen itu untuk berfoto-foto. Banyak spot yang sangat bagus untuk diabadikan di sekitar masjid itu.
Setelah itu, rombongan menuju tempat makan siang, di rumah makan di Asam Pedas Selera Kampung, tempatnya masih di areal wisata kota tua Melaka itu.
Soal rasa, tidak jauh berbeda dengan rasa bumbu-bumbu yang ada di masakan orang Riau. Rasa makan masakan Mak sendiri.
Siap makan, rombongan langsung menuju destinasi berikutnya dan yang terakhir di pasar aneka kerajinan tangan di depan Maritime Museum Melaka.
Sebagaimana ditulis sebelumnya, dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-19, Riauterkini.com menggelar rangkaian sejumlah acara. Seperti memberikan santunan anak yatim, memberikan sembako kepada warga, hingga Kru Riauterkini.com berangkat ke Malaysia untuk kegiatan media Fam Trip Malaysia 2023.
"Tujuannya, refreshing untuk Kru Riauterkini.com sekaligus silaturahmi, dan membahas sejumlah proyeksi media untuk tahun 2023 ini," kata Pimpinan Redaksi Riauterkini.com Ahmad S Udi.
Usai mengelilingi Malaka, kota berusia ratusan tahun dan menyimpan banyak sejarah itu, sekira pukul 18.00 waktu setempat, rombongan bertolak kembali ke Kuala Lumpur. Kalau saat berangkat pagi tadi banyak yang bersuara dalam mobil membahas ini itu, perjalanan pulang ini relatif sepi. Semua sudah kelelahan. Besok masih ada destinasi yang akan didatangi. Stamina harus dijaga. Oke, mari kita kembali ke hotel. (Bersambung) ***(adji)