Riauterkini- INDRAGIRI HILIR– Sebagai komitmen terhadap lingkungan melalui penerapan program pengelolaan lingkungan kerja dengan konsep Eco Office yang konsisten dan menyeluruh. Kantor Bea Cukai Tembilahan berhasil mewujudkan lingkungan kerja yang ramah lingkungan sekaligus lebih efisien dalam penggunaan sumber daya, energi dan anggaran.
Upaya tersebut akhirnya berbuah manis dengan diraihnya Piagam Eco Office kategori Platinum dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Penghargaan ini diberikan setelah Bea Cukai Tembilahan dinilai berhasil memenuhi seluruh indikator gedung kantor ramah lingkungan, mulai dari tata kelola sampah, efisiensi energi dan air, hingga penataan ruang kerja serta pengendalian kualitas udara.
Piagam tersebut diterima sebagai bukti keseriusan dan konsistensi dalam menjaga lingkungan.
Selain itu, pelaksanaan Eco Office ini dalam rangka pemenuhan program Duta Transformasi Kantor Wilayah DJBC Riau tahun 2025.
Pengelolaan Sampah, Dari Pemilahan hingga Biopori Upaya eco office dimulai dari hal paling mendasar, pengelolaan sampah.
Bea Cukai Tembilahan menerapkan pemilahan sampah organik dan anorganik, menyediakan tempat sampah terpisah, mendaur ulang kertas dan plastik, serta membuat lubang biopori untuk mengurangi limbah organik.
Langkah ini tak hanya menekan volume sampah, tetapi juga memberikan edukasi perilaku baru kepada pegawai—mengurangi barang sekali pakai dan membiasakan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Hemat Energi, Hemat Anggaran
Kebijakan penghematan energi listrik diterapkan secara bertahap namun konsisten. Lampu dan perangkat elektronik dimatikan saat tidak digunakan, lampu hemat energi dipakai di seluruh ruangan, dan pemanfaatan cahaya alami dioptimalkan.
Penggunaan AC pun diatur dengan standar suhu efisien, yaitu 23 derajat Celsius, untuk menekan konsumsi energi dan emisi karbon. Prinsipnya sederhana: energi yang bijak dikelola, anggaran negara semakin efisien.
Efisiensi Penggunaan Air
Penghematan juga diterapkan pada pengelolaan air. Instalasi pipa rutin dicek untuk menghindari kebocoran, air bekas AC dimanfaatkan kembali, dan keran hemat air dipasang di berbagai titik.
Pegawai diedukasi agar menggunakan air secukupnya dan menjaga ketersediaan air demi keberlanjutan lingkungan. Pola ini membentuk budaya hemat air yang diterapkan baik secara teknis maupun perilaku.
Tata Ruang Kerja yang Ergonomis
Interior kantor tak luput dari perhatian. Ruang kerja ditata rapi, bersih, dan ergonomis. Posisi meja diatur untuk mendukung pencahayaan dan sirkulasi udara, sehingga suasana kerja terasa lebih nyaman dan produktif.
Penataan ini dipercaya membantu kesehatan pegawai serta meningkatkan efektivitas kerja tanpa perlu renovasi besar—cukup dengan menata ulang, dampaknya bisa sangat signifikan.
Kualitas Udara dan Tata Ruang Luar
Ventilasi ruangan dan filter udara dijaga agar tetap optimal, sementara tanaman hijau ditempatkan di sejumlah titik guna menjaga sirkulasi udara.
Penggunaan bahan kimia berbau tajam dibatasi untuk menjaga kesehatan pernapasan pegawai. Di area luar, jalur pedestrian, drainase yang baik, parkir sepeda, dan ruang terbuka hijau disediakan agar lingkungan kantor tetap asri dan nyaman dikunjungi.
Buah dari Konsistensi Penerapan eco office di Bea Cukai Tembilahan bukan sekadar pemenuhan standar, melainkan bagian dari budaya kerja baru yang terus ditanamkan.
Kepala Kantor Bea Cukai Tembilahan Setiawan Rosyidi mengatakan bahwa Dedikasi ini mendapat pengakuan nasional melalui Piagam Eco Office kategori Platinum, menyatakan bahwa kantor ini telah menjadi contoh penerapan gedung ramah lingkungan di jajaran Kementerian Keuangan.
“Prestasi ini menjadi dorongan untuk terus melangkah maju. Kami berkomitmen bahwa menjaga lingkungan bukan tugas satu hari, melainkan kebiasaan yang dibangun setiap hari” tutup Setiawan Rosyidi.***(pto)