Riauterkini-RENGAT-Untuk mengetahui penyebab dugaan keracunan masal dalam kegiatan Festival Literasi 2025 yang digelar Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus) Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Polres Inhu terus melakukan penyelidikan dan tidak menutup kemungkinan adanya unsur pidana dan pihak yang harus bertanggung jawab.

“Betul, penyelidikan masih terus dilakukan dan masih menunggu hasil laboratorium,” tegas Kapolres Inhu AKBP Fahrian Saleh Siregar, S.I.K., M.Si kepada riautetkinicom, Kamis (30/10/25) melalui selulernya.

Keracunan masal yang menimpa anak anak dan orang dewasa ini terjadi pada pembukaan Festival Literasi 2025 yang digelar Dinas Arpus Pemkab Inhu pada 21 Oktober 2025 dan terkesan ditutup tutupi, hal ini terlihat dari enggan nya Kadis Arpus Pemkab Inhu Venisa Dwipasari utk memberi keterangan.

Demikian juga Direktur RSUD Indrasari yang juga terkesan enggan memberikan keterangan, berapa jumlah pasien yang masuk untuk ditangani dan berapa yang saat ini masih dalam penanganan medis di rumah sakit milik pemerintah tersebut, Dirut RSUD Indrasari Lusi berdalih dirinya tengah mengikuti Bimtek diluar kota.

Namun demikian Bupati Inhu Ade Agus Hartanto saat menjenguk sejumlah korban dugaan keracunan makanan yang masih menjalani perawatan di RSUD Indrasari Rengat pada Senin 28 Oktober 2025 telah menetapkan kejadian keracunan masal tersebut, sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan melalui status tersebut, semua pembiayaan perawatan pasien akan ditanggung pemerintah.

"Ini sudah kami tetapkan sebagai KLB dan pembiayaan para pasien akan ditanggung pemerintah daerah," ujar Ade Agus Hartanto.

Bupati Inhu juga mengimbau kepada seluruh Rumah Sakit (RS) agar jangan terlalu kaku menerapkan prosedur ketika ada kondisi darurat seperti ini.

“Rumah sakit sesuai fungsinya dan rumah sakit harus mengutamakan pelayanan kesehatan," imbau nya. ***(guh)