Riauterkini-PEKANBARU- Lingkungan atau tempat tinggal yang kotor, bisa terjadi karena masyarakat sekitar yang tidak memiliki kesadaran penuh akan kebersihan lingkungan. Contoh nyatanya bisa dilihat dari banyaknya sampah yang berserakan di sekitar lingkungan tempat tinggal dan tidak dibuang pada tempatnya.
Melihat permasalahan tersebut, Kelompok KKN 17 Bambu Kuning membantu desa dengan membuat program Bank Sampah. Program ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan pengetahuan warga tentang pentingnya kebersihan lingkungan, demikian ungkap Poejo, Ketua KKN 17 UMRI di Kelurahan Bambu Kuning, yang didampingi M.Reyhan Shabrinas.
Kelompok KKN 17 Bambu Kuning melakukan pendekatan kepada warga Desa Bambu Kuning dengan cara memberi pemahaman terkait jenis sampah, dampak negatif dari pembuangan sampah sembarangan, dan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Kelompok KKN 17 Bambu Kuning juga menjalin kerja sama dengan Bank Sampah Dalang Collection.
Teknis Bank Sampah yang direncanakan yaitu pengadaan tabungan untuk masing-masing rumah tangga, pembagian sektor wilayah untuk memudahkan pengambilan sampah, pengambilan sampah setiap rumah tangga oleh penggerak Bank Sampah dan penyetoran kepada Bank Sampah Dana Colection setiap dua kali sebulan, papar Poejo pada kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan pada tanggal 24 September 2022, pukul 16.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB dan bertempat di Bank Sampah Dalang Collection.
Ketua mahasiswa KKN 17 Bambu Kuning mengatakan, kegiatan yang dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang pengelolaan bank sampah, dan 3R sehingga sampah dapat menjadi barang yang bermanfaat.
"Sosialisasi ini agar masyarakat tahu bagaimana pengolahan, pemilahan, produksi yang tujuannya untuk didaur ulang barang bernilai," kata Poejo, Sabtu (24/9/22).
Apalagi, menurut Poejo, sampah merupakan bagian krusial di tengah-tengah masyarakat. Sehingga, dengan adanya bank sampah, warga bisa menjadikan sampah sebagai barang yang bernilai ekonomis.
Menurut Hj. Soffia Seffen. SH, Owner Dalang Collection, sampah yang biasanya dianggap barang yang tidak berguna dan tidak ada nilai harganya, ternyata bisa diolah menjadi barang yang berguna dan ada nilai harganya.
"Dengan adanya Bank Sampah saya berharap agar masyarakat mampu mengurangi pencemaran lingkungan dan membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah sampah," terangnya.
Soffia Seffen, peraih Penghargaan Kalpataru Tahun 2013 yang juga aktif memberikan sosialisasi pengelolaan sampah di berbagai daerah di Indonesia, turut menyampaikan pesan-pesan inovasi kepada masyarakat, agar memanfaatkan barang bekas menjadi barang yang memiliki nilai jual dan bermanfaat.
"Dengan kita kreatif mendaur ulang sampah secara tidak langsung kita juga menjaga lingkungan dengan baik seperti membuang sampah pada tempatnya serta memilih sampah untuk dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi barang yang lebih berguna," tambahnya.
Kegiatan Bank Sampah ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mengelola sampah serta menciptakan lingkungan yang asri dan sehat, sekaligus produk daur ulang sampahyang memiliki nilai ekonomis akan menambah pendapatan masyarakat dan memberikan nilai tambah perekonomian.*(H-we)