
Riauterkini-PEKANBARU-Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Provinsi Riau memastikan sangat membutuhkan tenaga kerja untuk mengelola Industri Kehutanan di Provinsi Riau setiap tahunnya. Tenaga kerja yang dibutuhkan pun diprioritaskan merupakan masyarakat sekitar yang mau menjaga dan mengelola kawasan tersebut, dimana luas lahan yang dikelola mencapai 200 ribu hektar setiap tahun.
Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua APHI Provinsi Riau, Muller Tampubolon saat menjadi nara sumber SIAR bersama Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Rabu (24/12/25). Dalam kesempatan tersebut, Muller menjelaskan bahwa APHI di Riau sendiri memiliki anggota 50 perusahaan yang terdiri dari 44 perusahaan yang bergerak di bidang Hutan Tanaman Industri, kemudian 1 perusahaan bergerak di bidang Hutan Alam dan 5 perusahaan di bidang Restorasi Ekosistem.
Dari 50 perusahaan itu, APHI mengelola luas kawasan hutan lebih kurang seluas 1,7 juta hektar. Terdiri dari 1,5 juta hektar hutan tanaman, 150 hektar hutan restorasi dan hutan alam seluas 90 ribu hektar. Lalu dari luas 1,5 juta hektar hutan tanaman tersebut, ada sekitar 1 juta 12 ribu hektar yang sudah tertanam, sementara sisanya adalah konservasi yang tetap dipertahankan.
"Ada 1 juta12 ribu hektar tertanam dari 1,5 juta hektar hutan tanaman. Panen sekali lima tahun, membutuhkan 30-38 ribu juta meter kubik kayu. Dalam lima tahun itu, kira-kira sekitar 200 ribu hektar panen setiap tahunnya. Selama masa periode tersebut, kita pun membutuhkan tenaga kerja untuk mengelola 200 ribu hektar setiap tahun. Kita harus investasi Rp 3,3 triliun setiap tahunnya," ujarnya panjang lebar.
Muller menjelaskan, untuk pengelolaan Industri kehutanan yang dikelola oleh 50 perusahaan, APHI juga menerapkan konsep 3P, yakni Planet, People dan Provit. Konsep Planet, kata dia lagi, dalam mengelola kawasan hutan, harus betul-betul menjaga kawasan konservasi dan keberagaman hayati dan lingkungan. Lalu konsep People, sambungnya, perusahaan di bawah APHI Riau membuka lapangan pekerjaan dan memotivasi masyarakat sebagai pengusaha. Sedangkan konsep Provit, industri kehutanan tersebut akan menjadi salah satu sumber devisa negara maupun daerah.
"Saat ini jumlah tenaga kerja di APHI tahun 2025 mencapai 55 ribu sampai 58 ribu pekerja. Jumlah tersebut terbagi ke dalam berbagai sektor, mulai dari pendidikan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pengangkutan. Ada juga karyawan pendukung yang ditempatkan di bagian pemanenan dan pengangkutan," tuturnya.
Pada kesempatan itu, Muller juga menegaskan bahwa APHI Riau pun memberikan tanggung jawab sosial di sekitar kawasan konsesi dengan memprioritaskan kesehatan, pendidikan, budaya dan keagamaan bagi pekerjanya. Selain itu, APHI juga melakukan program pemberdayaan bidang pertanian dan UMKM.*(gas)