Riauterkini - PEKANBARU - Direskrimsus Polda Riau amankan seorang wanita berinisial GR pantaran diduga melakukan perambahan hutan konservasi Giam Siak Kecil di Kabupaten Bengkalis. Selain wanita berusia 55 tahun itu, polisi juga amankan dua alat berat.

Wanita paruh baya tersebut diduga menjadi otak pembukaan lahan di kawasan konservasi tersebut. Tak tanggung-tanggung luasan lahan yang dibuka mencapai 13 hektar.

Kasus ini terungkap setelah sebelumnya Polda Riau menerima laporan polisi Nomor LP/B/445/X/RES.5/2025, tertanggal 21 Oktober 2025, terkait dugaan tindak pidana di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, serta tindak pidana kehutanan.

Tak menunggu lama, petugas langsung melakukan penyelidikan aktivitas ilegal tersebut di kawasan Danau Tasik Tebing Serai, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis. Benar saja, di lokasi ditemukan aktivitas pembukaan lahan tersebut menggunakan dua alat berat merek Hitachi 110 warna orange.

"Pemeriksaan sementara, dua alat berat itu disewa pelaku dengan nominal Rp9 juta/ hektar," ujar Kasubdit IV Ditreskrimsus Polda Riau AKBP Nasruddin.

Selain barang bukti alat berat jenis excavator itu, diamankan pula dua orang operatornya.

"Tersangka GR kemudian ditetapkan sebagai pelaku utama,” jelas Nasruddin.

Sejumlah saksi turut diperiksa dalam kasus ini. Termasuk pemilik alat berat yang disewa pelaku.

Kini tersangka dijerat dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, serta Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Pelaku terancam hukuman penjara hingga 11 tahun dan denda maksimal Rp5 miliar.

“Kami akan menindak tegas siapa pun yang merusak hutan, terutama di kawasan konservasi yang dilindungi negara,” tandasnya.***(Arl)