
riauterkini-PEKANBARU — Dunia pendidikan Islam di Riau kembali menoreh langkah positif melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pondok Pesantren Imam Dzahabi Riau dan Queen's English Prestige. Kerjasama ini menjadi awal sinergi untuk membangun generasi santri yang tak hanya unggul dalam ilmu syar'i, tetapi juga memiliki kemampuan berdakwah dengan bahasa internasional.
Program perdana kerjasama ini dimulai dari kalangan santri khidmah, sebagai bentuk pembinaan berjenjang dan sistem kaderisasi yang berkelanjutan.
Menurut Ustadz Faizil Fazli, Lc, selaku Mudir Ponpes Imam Dzahabi, langkah ini memiliki makna strategis.
“Kita ingin membentuk sistem kaderisasi berjenjang sehingga para santri tidak hanya mendapatkan manfaat untuk diri sendiri, tetapi juga bisa bermanfaat bagi orang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah Salallaahu 'alaihi wasallam: Khairunnas anfa'uhum linnas — sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ustadz Faizil menegaskan pentingnya penguasaan bahasa asing bagi santri.
“Dengan menguasai bahasa Arab dan Inggris, para santri dapat menguasai dunia dan menjadi bagian penting dalam peradaban ilmu dan teknologi. Harapan kami, di setiap profesi ke depan akan ada santri Imam Dzahabi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri,” ujarnya.
Ustadz Faizil juga menyampaikan apresiasi kepada pihak Queen's English Prestige.
“Kami ucapkan terima kasih, Jazakumullahu khairan, kepada Ma'am Lexie Wahyuni dan tim atas waktu dan dedikasinya. Melalui dokumentasi dan komunikasi langsung dengan para peserta, kami melihat kesungguhan dan hasil nyata dari kegiatan ini. Semoga program ini terus berjalan dan dapat memberi manfaat bagi santri junior lainnya,” imbuhnya.
Dukungan juga datang dari para wali santri. Bunda Arkhan, salah satu orang tua, menyampaikan kebanggaannya.
“Kalau bun lihat dari foto dan video yang dikirim Ma'am Lexie, Ananda makin percaya diri dan mahir berbahasa Inggris. Terlihat lebih fasih dari biasanya. Semoga bisa seperti Ma'am Lexie,” ujarnya penuh semangat.
Sementara Bunda Syaquelle berharap program ini terus berlanjut dan terdokumentasi dengan baik.
“Saya ingin anak saya tetap ikut pelajaran ini untuk mengasah kemahirannya. Saya juga ingin melihat lebih banyak dokumentasi kegiatan agar bisa menilai kemajuan santri,” katanya.
Salah satu wali santri lainnya menambahkan pentingnya penyesuaian metode.
“Karena latar belakang siswa beragam, perlu adanya pemisahan kelas berdasarkan level kemampuan agar pembelajaran lebih efektif,” sarannya.
Dari pihak Queen's English Prestige, Ma'am Lexie Wahyuni, pendiri sekaligus pendidik utama, menegaskan bahwa MoU ini merupakan langkah penting dalam memperluas kontribusi sosial pendidikan.
“Alhamdulillah, MoU ini menjawab harapan kami untuk berkontribusi lebih nyata bagi sekolah Islam terpadu dan pesantren di Riau. Sekolah-sekolah sunnah di Riau telah sangat pesat dalam membangun keilmuan syar'iyyah di ranah pendidikan modern. Kami ingin menjadi bagian dari kemajuan itu — membangun kemahiran berbahasa Inggris aktif melalui pengalaman kami selama lebih dari 28 tahun dan lebih dari 6.000 peserta didik, baik di dalam maupun luar negeri,” jelas Ma'am Lexie.
Melalui kolaborasi ini, diharapkan muncul generasi santri yang cerdas, fasih, dan berwawasan global — yang siap berdakwah dengan tutur bahasa yang menginspirasi dunia.***(rls)