Riauterkini-PEKANBARU-Musyawarah Wilayah (Muswil) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau resmi menetapkan Dr. Saidul Amin, MA sebagai Ketua Umum terpilih untuk masa khidmat 2025-2030, Selasa (23/12/25) malam.
Penetapan itupun menandai babak baru kepemimpinan ulama di Bumi Lancang Kuning dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. Acara pemilihan ketum MUI Riau periode 202se-Riau tersebut berlangsung khidmat di gedung Darma Wanita, Pekanbaru, sejak pagi hingga malam. Dihadiri oleh jajaran pengurus pusat, tokoh agama, dan perwakilan dari 12 kabupaten/kota se-Riau.
Ketua Umum MUI Riau periode 2020-2025, Prof Dr H Ilyas Husti, MA, menyampaikan rasa syukur atas tuntasnya amanah yang ia emban selama lima tahun terakhir. Ia menegaskan bahwa pondasi organisasi telah diperkuat melalui digitalisasi dakwah dan sertifikasi halal yang masif.
"Kami menyerahkan tongkat estafet ini dengan keyakinan penuh bahwa di bawah kepemimpinan Dr Saidul Amin, MUI Riau akan melompat lebih tinggi. Selama lima tahun ini, kita telah membangun sistem, dan kini saatnya sistem itu berjalan untuk kemaslahatan umat yang lebih luas," ujar Prof Ilyas Husti.
Di lokasi yang sama, Wasekjen MUI Pusat, Dra Nilmayetti Yusri, yang turut hadir mewakili pengurus pusat, memberikan apresiasi tinggi atas dinamika musyawarah yang berjalan sejuk. Dalam sambutannya, ia menekankan peran strategis Riau sebagai provinsi dengan basis massa Islam yang kuat di gerbang Sumatera.
"MUI Riau 2025-2030 memiliki beban moral untuk menjadi tenda besar bagi seluruh ormas Islam. Jangan ada ego sektoral. Kami di pusat berharap Riau menjadi motor penggerak ekonomi syariah dan penguatan fatwa yang responsif terhadap isu-isu kontemporer," ungkapnya.
Tokoh perempuan nasional itu juga menambahkan bahwa tantangan ke depan bukan lagi sekadar perbedaan paham, melainkan ancaman pendangkalan akidah melalui media sosial yang harus diantisipasi oleh para ulama muda di jajaran pengurus baru.
Sementara itu, sebagai nahkoda baru, Dr Saidul Amin, MA tampil dengan narasi yang tegas dan lugas. Dalam sambutan perdananya sebagai Ketua Umum terpilih, ia menyatakan tidak ingin MUI Riau hanya menjadi lembaga seremonial. Ketum terpilih MUI Riau yang juga Rektor UMRI tersebut menekankan pentingnya revitalisasi peran ulama dalam menyentuh persoalan akar rumput.
"Saya berdiri di sini bukan untuk dilayani, tapi untuk memastikan bahwa suara ulama terdengar hingga ke pelosok desa di Riau. Target kita jelas dalam 100 hari kerja pertama, konsolidasi organisasi dengan MUI Kabupaten/Kota harus tuntas agar program kerja kita sinkron dari pusat hingga ke daerah," tegas Saidul.
Pada kesempatan itu, Saidul juga menyoroti pentingnya kemandirian ekonomi organisasi. harus berdaya secara ekonomi agar fatwa yang dihasilkan tetap murni dan tidak bisa diintervensi oleh kepentingan apa pun.
"Kita akan dorong pemberdayaan zakat dan wakaf produktif sebagai motor penggerak," tuturnya.
Sidang pleno Muswil kali ini mencatat kehadiran 100 persen perwakilan daerah, yang menunjukkan soliditas internal yang tinggi. Dengan terpilihnya formatur baru, MUI Riau diharapkan mampu menjawab tantangan radikalisme, degradasi moral remaja, hingga persoalan lingkungan yang kerap melanda wilayah Riau. Acara ditutup dengan doa bersama dan sesi foto bersama sebagai simbol persatuan antar generasi ulama di Provinsi Riau.***(gas)