Riauterkini - PEKANBARU - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Riau terus menggencarkan operasi pasar murah demi menekan laju inflasi sekaligus menjamin ketersediaan pangan masyarakat.

Melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PT Riau Pangan Bertuah milik Pemprov Riau, tercatat hingga 13 September 2025 sudah digelar 145 kali pasar murah di berbagai kabupaten/kota. Program ini ditargetkan mencapai 300 kali penyelenggaraan hingga akhir tahun.

Direktur Utama PT Riau Pangan Bertuah, Ade Putra Daulay, MSi, menegaskan kegiatan ini menjadi instruksi langsung dari Gubernur Riau.

“Kami diminta Pak Gubernur memastikan harga kebutuhan pokok bisa dijangkau masyarakat dan inflasi Riau tetap terkendali. Karena itu, pasar murah kami maksimalkan setiap hari, satu lokasi satu hari. Hasilnya, inflasi Riau beberapa bulan terakhir bisa terjaga,” ujarnya.

Komoditas yang dijual meliputi bahan pokok rawan inflasi seperti beras, gula, minyak goreng, telur, bawang, dan cabai. Untuk pasokan, TPID menggandeng berbagai pihak.

Beras dipasok dari Bulog, petani lokal Tembilahan, Kempas Jaya, Penyalai, hingga kerja sama lintas provinsi dengan Sumatra Barat (Beras Solok, Anak Daro, dan Sokan). Minyak goreng diambil langsung dari pabrik di Dumai.

Sementara bawang merah dan telur didatangkan dari petani Payakumbuh dan Sumbar. Adapun cabai sebagian besar dipasok dari petani lokal dan Sumbar.

Meski digelar setiap hari, saat ini konsentrasi pasar murah masih banyak di Kota Pekanbaru. Setiap kelurahan di Pekanbaru mendapat jatah minimal sekali sebulan, sedangkan di kabupaten/kota lain kegiatan digilir.

"Dengan pola ini, kami optimistis inflasi bisa terus terjaga, ketersediaan bahan pangan terjamin, sekaligus membantu mendongkrak daya beli masyarakat,” pungkas Ade. ***(mok)