Riauterkini-Pekanbaru - Beberapa kali mangkir memenuhi panggilan penyidik pidana khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau, Rahman, mantan Direktur Utama BUMD PT SPRH Perseroda, berhasil ditangkap tim penyidik Kejati Riau serta personil Intel Kodim Kota Dumai.

Selain Rahman, turut juga diamankan seorang wanita bersama Rahman begitu pulang dari Batam di Pelabuhan Kota Dumai.

Kasi Penkum dan Humas Kejati Riau, Zikrullah kepada awak media membenarkan adanya penangkapan mantan Dirut tersebut.

"Ya benar, nanti digelar konfrensi pers ya bang, sabar," ungkap Kasi Penkum Kejati Riau Zikrullah SH., MH., saat di konfirmasi, Senin (15/9/25)

Untuk diketahui, Kejati Riau tengah mendalami kasus dugaan korupsi Dana Participating Interest (PI) 10 persen senilai lebih dari Rp551.473.883.996 dari PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang dikelola oleh BUMD PT Sarana Pembangunan Rokan Hilir (SPRH).

Setelah sebelumnya menggeledah rumah pribadi Direktur Utama PT SPRH, Tim Jaksa Penyidik Kejati Riau kini resmi memanggil penasihat hukum PT SPRH, Zulkifli SH, yang diduga menerima dana sebesar Rp46, 2 miliar dalam transaksi pembelian kebun sawit.

Surat panggilan resmi yang ditandatangani oleh Plt Asisten Tindak Pidana Khusus Kejati Riau, Faizal Makarimassy, telah diserahkan kepada Zulkifli SH untuk dimintai keterangan sebagai saksi. Pemeriksaan dijadwalkan pada Selasa, 8 Juli 2025, di Kantor Kejaksaan Tinggi Riau yang lalu.

Panggilan terhadap Zulkifli SH bukan satu-satunya. Tim penyidik juga memanggil Rahman SE, selaku mantan Direktur Utama PT SPRH, Mahendra Fakhri SE, Direktur Keuangan, serta Sundari, selaku Bendahara perusahaan.

Rahman tidak kooperatif memenuhi panggilan. Tim penyidik telah 3 kali melakukan pemanggilan terhadap Rahman dan Mahendra Fakhri SE, Direktur Keuangan.***(har)