Riauterkini - PEKANBARU - PT Hutama Karya (HK) terus mendorong percepatan pembangunan dua proyek strategis jalan tol, yakni Ruas Rengat-Pekanbaru Seksi Lingkar Pekanbaru (Junction Pekanbaru–Bypass Pekanbaru) sepanjang 30,57 km dan Junction Palembang sepanjang 8,25 km. Proyek ini bertujuan meningkatkan konektivitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau serta Sumatera Selatan.
Menurut Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, kedua proyek ini menunjukkan progres signifikan. Sebagian ruas tol direncanakan dapat difungsikan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Hingga November, progres konstruksi Lingkar Pekanbaru telah mencapai 35,34 persen. Sementara Junction Palembang sudah 93,32 persen dan hampir selesai. Khusus ramp 2 dan 3 yang menghubungkan Indralaya–Kayu Agung, kami targetkan operasional pada Nataru untuk mengurai kemacetan di titik-titik vital,” jelas Adjib.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memberikan dukungan penuh terhadap kesiapan infrastruktur ini. Erick menekankan pentingnya sinergi antara BUMN dan Kementerian Pekerjaan Umum dalam memastikan proyek strategis selesai tepat waktu.
“Kami ingin memastikan Hutama Karya sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) mampu menyiapkan infrastruktur terbaik untuk kenyamanan dan keselamatan masyarakat, terutama pada puncak arus libur Nataru 2024/2025,” ujar Erick.
Lebih lanjut, Erick menyoroti peran penting Hutama Karya dalam pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Tol ini tidak hanya meningkatkan konektivitas antarprovinsi. Tetapi juga mendukung kelancaran logistik dan pertumbuhan ekonomi wilayah.
Proyek Lingkar Pekanbaru dirancang memiliki jalur selebar 3,6 meter dengan konfigurasi dua lajur tahap awal. Fasilitas yang disiapkan mencakup satu pasang rest area Tipe A, tiga gerbang tol, tiga interchange, dan satu junction. Tol ini akan menghubungkan Jalan Tol Pekanbaru - Dumai dengan Pekanbaru - Bangkinang.
Namun, proyek ini menghadapi tantangan signifikan berupa lahan gambut yang membutuhkan teknologi penanganan tanah seperti preloading dan Prefabricated Vertical Drain (PVD).
Sementara itu, proyek Junction Palembang yang memiliki lebar jalur 4 meter dirancang dengan kecepatan maksimal 40–60 km/jam. Proyek ini menghadapi tantangan teknis berupa crossing pipa minyak dan gas aktif, sehingga diperlukan konstruksi seperti jembatan Steel Box Girder untuk menjaga stabilitas infrastruktur.
Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun JTTS sepanjang ±1.235 km, dengan rincian 356 km dalam tahap konstruksi dan 879 km telah beroperasi. Beberapa ruas tol yang sudah beroperasi antara lain: Bakauheni–Terbanggi Besar (140 km), Terbanggi Besar–Kayu Agung (189 km), Pekanbaru–Dumai (132 km), Pekanbaru–Bangkinang (31 km), Indralaya–Prabumulih (64 km). ***(mok)