Riauterkini-PEKANBARU- Indonesia Deputy Country Director CIFOR-ICRAF Indonesia, Prof. Herry Purnomo menyampaikan bahwa upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan perlu mengedepankan partisipasi masyarakat. Artinya, CIFOR (Pusat Penelitian Kehutanan Internasional) menyerap aspirasi masyarakat kemudian difasilitasi untuk pelaksanaan ide di kampung terpilih di Kabupaten Siak.
Hal itu diungkapkan Herry Purnomo dalam kegiatan Kunjungan Lapang (Kunlap) dan Lokakarya Media "Mengapa Masyarakat Penting dalam Pencegahan Kebakaran dan Restorasi Lahan Gambut Menuju FOLU Net Sink 2030 dan Pemulihan Ekonomi Pasca COVID-19" yang dilaksanakan di Siak 28-30 November 2022.
Menurutnya, CIFOR sudah melakukan rangkaian kegiatan aksi pembangunan model bisnis pencegahan karhutla dan restorasi gambut di Kampung Kayu Ara permai dan Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak. Setelah berdialog dengan warga dan kepala desa di wilayah tersebut, mereka ingin mengembangkan beragam model bisnis wanatani misalnya wanatani kopi dan kelapa.
"Jadi CIFOR menyerap ide-ide di lapangan untuk membangun model bisnis berbasis masyarakat. Apa value yang ingin dikembangkan dari kampung tersebut. Kemudian mencoba untuk menerapkannya di lapangan. Sehingga nantinya masyarakat mempunyai penghidupan yang ramah gambut," terangnya.
Kepala Bappeda Siak, Dr. Wan Muhammad Yunus yang juga Ketua Sekretariat Siak Hijau mengatakan bahwa komitmen Pemkab Siak dalam menginisiasi dan menyusun regulasi dan rencana aksi tentang Siak Hijau, yang saat ini sudah di-Perda-kan. Kolaborasi di seluruh komponen Siak Hijau mendukung terlaksananya tujuan dan komitmen dari inisiatif ini.
Inisiatif Siak Hijau penting, menurutnya, karena sebagian besar wilayah Siak itu adalah tanah gambut. Salah satu tujuan Siak Hijau itu adalah memberdayakan lahan gambut secara baik berbasis ekologi untuk kehidupan masyarakat, misalnya dengan menerapkan pembukaan lahan tanpa bakar.
"Adanya Siak Hijau ini untuk mencapai tujuan Siak sebagai kabupaten yang lestari. Beberapa komitmen Pemkab dapat terlihat dalam upaya-upaya perlindungan hak adat, penurunan emisi gas kaca, pembagian wilayah menjadi beberapa zona yakni zona konservasi, tanaman pangan, industri, perumahan dan lainnya," terangnya.
Ada kawasan ribuan hektar di kampung kampung di wilayah Kabupaten Siak yang menjadi target pembenahan Pemkab Siak selanjutnya. Ia berharap hasil penelitian CIFOR bisa diterapkan sehingga hutan bisa terus terjaga dan perekonomian masyarakat daerah tersebut meningkat.
Kegiatan Riset Aksi Partisipatif, kunlap dan lokakarya media yang dilakukan oleh CIFOR dan mitra mendapat dukungan dari Wakil Bupati Siak, Husni Merza. Wabup Siak mengatakan bahwa di Siak, lebih dari 50 persen itu wilayahnya bertanah gambut. Sebagian lagi tanah mineral.
Tanah mineral di Siak perizinan nya sudah dipegang oleh perusahaan industri kehutanan besar dan pemilik modal. Perusahaan yang area lokasi operasional nya di tanah gambut adalah perusahaan yang hadir belakangan dan tidak kebagian lokasi tanah mineral. Sisanya itulah yang dimiliki oleh masyarakat umum.
Masyarakat yang memiliki tanah di lahan gambut mengelola tanah nya sesuai sepengetahuannya dan sesuai kemampuannya. Terutama saat melakukan pembersihan lahan sehingga mereka cenderung memilih cara yang mudah dan murah. Namun perlu ada upaya-upaya untuk memilih metode penyiapan dan pengelolaan lahan gambut yang ramah lingkungan.
Beberapa tahun belakangan ini, menurut Wabup Siak, langit Siak sudah membiru setelah di beberapa tahun sebelumnya langit Siak gelap tertutup asap. "Saat orang-orang baru memakai masker saat pandemi, warga Siak justru memakai masker jauh hari sebelum masa pandemi. Tentunya untuk melindungi diri dari kabut asap yang membuat sesak nafas warga." terangnya.
"Kami mengapresiasi CIFOR yang melaksanakan programnya di Siak. Apalagi program untuk meminimalisir kebakaran hutan dan lahan. Hal itu kita sambut dengan tangan terbuka. Diharapkan hasil dari riset CIFOR bisa diterapkan di Siak sehingga ke depannya Siak bisa di minimalisir kebakaran hutan dan lahan dan masyarakat nya sejahtera," pungkas Wabup Siak.*( H-we)