Riauterkini-PEKANBARU- Ditengah upaya pemerintah untuk mempersiapkan sumberdaya manusia yang profesional dan berdaya saing, masih terdapat kesenjangan (mis-match) antara output lembaga pendidikan disisi suplai (supply side) dengan pasar kerja disisi demand (demand side). Program link and match antar dunia pendidikan dan IDUKA (industri, dunia usaha dan dunia kerja) tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Program ini masih berkutat pada kursus pendidikan dan tidak menyentuh aspek kebijakan ketenagakerjaan.
“Saat tenaga kerja tak terserap dalam dunia industri maka akan terjadilah lonjakan pengangguran yang akan menimbulkan dan berdampak pada masalah sosial lain. Padahal saat ini kita menghadapi tantangan yang sangat dahsyat, Era Industri 4.0 dan Era Society 5.0 yang berpusat pada penggunaan IT, cenderung mendisrupsi peran sumberdaya manusia, digantikan oleh Aplikasi Teknologi dan Artificial Intellengence (AI)â€, demikian disampaikan oleh Agus Salim, S.Kep., M.Si praktisi pendidikan Universitas Awal Bros, Senin (5/9/22).
Untuk mengantisipasi tantangan tersebut, revitalisasi penyelenggaraan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi yang efektif dan efisien menjadi satu diantara kebijakan pemerintah dalam menyiapkan sumber daya manusia/ tenaga kerja kompeten yang produktif dan berdaya saing melalui, mengingat pendidikan vokasi memiliki peran strategis untuk menghasilkan tenaga kerja terampil yang dibutuhkan oleh Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja (IDUKA). Pendidikan vokasi memiliki keunggulan, tersebab anak didiknya diarahkan pada penguasaan keahlian terapan tertentu dan beradaptasi pada bidang pekerjaan tertentu maupun kultur perusahaan sehingga memiliki naluri dalam penciptaan peluang dan lapangan kerja.
Sebagai wujud komitmen pemerintah tersebut, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor. 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi serta membentuk Tim Koordinasi Nasional (TKN) Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi Indonesia (Stranas Vokasi) di bawah komando Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, yang bertindak sebagai komite koordinasi seluruh organisasi/lembaga dalam upaya mengimplementasikan roadmap pendidikan vokasi di Indonesia.
Adapun di Provinsi Riau, dalam upaya mewujudkan pendidikan vokasi yang selaras atau link and match dengan IDUKA juga telah diterbitkan Peraturan Gubernur Riau (Pergub) Nomor 6 Tahun 2022 tentang Penguatan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Melalui Kemitraan dengan Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja. Pergubri ini bahkan lahir beberapa bulan sebelum Prepres 68 Tahun 2022 diterbitkan, sehingga Provinsi Riau menjadi provinsi pertama yang telah memiliki dasar hukum untuk pengembangan pendidikan vokasi.
“Dalam konteks tersebut dan untuk mendukung program pemerintah melakukan revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, komunitas (stake holder) vokasi Riau yang terdiri dari pelaku industri dan dunia usaha, lembaga pendidikan dan praktisi vokasi di Riau, pada hari Sabtu 4 September 2022 bertempat di Ruang Rapat Perpustakaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad menginisiasi dan sepakat membentuk Dewan Pimpinan Wilayah Aliansi Pendidikan Vokasi Seluruh Indonesia (DPW APVOKASI RIAU)â€, kata Agus Salim sebagai penerima mandat dari DPP APVOKASI untuk membentuk DPW APVOKASI di Riau yang didampingi Dr. Dadang Syarif Sihabudin Sahid, S.Si,M.Sc (Direktur Poltek Caltex Riau) dan Zulkfli, S.Kep., MH (Wakil Direktur Bidang Medik dan Keperawatan RSUD Arifin Achmad).
Sebagaimana dengan penamaan organisasinya, “APVOKASI merupakan aliansi atau kumpulan sekaligus wadah para pelaku dan stakeholder pendidikan dan pelatihan vokasi. Organisasi ini memiliki Visi “Menjadi Perkumpulan Penyelenggara, Pengelola dan Pengguna Pendidikan Vokasional Berskala Globalâ€.
"Ada beberapa misi APVOKASI. Pertama, menyelaraskan kompetensi dan linearitas kursus, pelatihan, sekolah kejuruan dan pendidikan tinggi vokasi untuk meningkatkan link and match dunia kerja. Kedua, membangun SDM unggul siap kerja untuk Indonesia majuâ€. Pungkas Agus Salim mengakhiri penjelasannya.*(H-we)